Senin, 15 Desember 2008

Tubuh Seksi dengan Pilates


POSTUR tubuh ideal bisa dinilai dari otot-otot yang kuat dan lentur. Mereka yang berpostur baik biasanya memiliki tingkat kebugaran tinggi.

Ini bisa diraih lewat senam pilates. Metode olahraga yang dikembangkan Joseph Pilates pada awal abad ke-20 ini berguna untuk melenturkan serta fleksibilitas seluruh bagian tubuh. Selain dapat memperbaiki postur tubuh yang kurang sempurna, senam yang menekankan teknik pernapasan dan perpaduan gerakan tubuh ini juga dapat memperbaiki masalah-masalah yang berhubungan dengan kelainan tulang belakang.

Penggabungan seni olah tubuh dari dunia Timur dan Barat tersebut sepintas mirip yoga. Bedanya, gerakan-gerakan pilates menggunakan alat seperti rubber band, towel, hingga matras sebagai penunjang. Teknik pernapasan yang digunakan pun tidak berfokus pada perut atau dada. Melainkan dengan diafragma, sekat antara dada dan perut.

"Gerakan pilates banyak melatih otot-otot perut, tulang pelvic (antara tulang panggul dan tulang ekor), tulang rusuk, tulang belikat, serta kepala, dan tulang leher. Otot-otot tersebut jarang dijadikan fokus latihan senam biasa," ujar instruktur pilates di Sekolah Instruktur Senam Puspita Martha Jakarta Betty .

Selain bermanfaat menyempurnakan bentuk tubuh, pilates juga dapat menghilangkan lemak sehingga tubuh akan terlihat ramping dan seksi. Senam yang bisa dilakukan oleh mereka yang berusia lebih dari 14 tahun tersebut hanya berbeda tingkat kesulitannya. Misalnya untuk mengangkat anggota tubuh dalam ketinggian tertentu dari matras, yang disesuaikan dengan kelenturan tubuh masing-masing orang.

Karena tidak memerlukan waktu lama, pilates sangat cocok untuk siapa saja. Dari mahasiswa atau pelajar, hingga kaum profesional yang sangat sibuk. Senam pilates normalnya dilakukan minimal tiga kali sepekan dan maksimal satu jam untuk sekali latihan.

"Jika peserta senam pilates berlatih sungguh-sungguh dan melakukan gerakan dengan benar, kadang ada yang melakukan kurang dari satu jam saja sudah tidak kuat dan harus istirahat," tambah Betty yang menyarankan latihan dua jam setelah makan. Lanjut instruktur yang sudah berkecimpung di dunia senam selama 15 tahun ini, gerakan dalam pilates terlihat ringan dan mudah, namun bagi pemula akan terasa relatif sulit.

Gerakan senam yang harus ditemani oleh seorang trainer atau pelatih ini menekankan akurasi (ketepatan) gerakan dan cara mengatur napas. Kondisi inilah yang menyebabkan seseorang perlu berkonsentrasi penuh saat melakukan pilates. Tak perlu sampai menguras keringat atau memacu denyut jantung, pilates hanya memerlukan tiga hingga delapan kali repetisi untuk satu gerakan.

Cara bernapas pun hanya melalui hidung dan mengeluarkan lewat mulut. Cara bernapas seperti ini akan merangsang dan membantu proses oksigenasi dalam darah. Jika dilakukan dengan benar, pernapasan tersebut akan membantu otot menjadi rileks dan menghindari ketegangan.

"Tidak cuma itu saja, senam pilates juga dapat memperbaiki tubuh dan pikiran, melancarkan peredaran darah, membuatnya lebih rileks dan fleksibel. Bonusnya selain bentuk tubuh menjadi lebih baik, badan juga menjadi bugar dan kelihatan lebih berisi," tambah Asisten Iscantik (Instruktur Senam Kecantikan) Puspita Martha Petra Frydiasari. (sindo//mbs)

Tidak ada komentar: